Mengapa kau tak melihat,
Apa yang aku pikirkan,
Semuanya sudah terbuka,
Semuanya dapat terbaca dimataku,
Mengapa kau tak peduli,
Isyarat yang pernah dikirimkan,
Lewat sejuta puisi, dengan selaksa bunga,
Tapi,
Aku tetap diam membeku,
Ku tepiskan mimpi-mimpiku,
Kuhunus pedang cinta hingga berdarah,
Kupekikkan asmara dalam dada,
Namun hanya dengan diam,
Hem,
Semula ku memang tetap diam,
Kemudian ku mulai tersenyum,
Kuberjanji,
kan ku pijarkan bintang kejora,
meski hanya kecil disana
Untuk kusematkan,
Didadamu,
Dijantungmu,
Mengapa,
Mengapa hanya namanya kini,
Terpatri dalam jiwaku,
Haruskah aku menyerah,
Sebelum aku coba semuanya,
Namun aku tetap diam membeku bukan tanpa kata,
Ku tepiskan mimpi-mimpiku yang lalu,
Kuhunus pedang cinta tapi kali ini tak berdarah,
Kupekikkan asmara namun tak lagi hanya di dalam dada,
Karena ku telah berjanji,
Akan Kubawa Bintang Kejora,
Untukmu….
kupandang langit penuh bintang bertaburan
berkelap kelip seumpama bintang berlian
tampak sebuah lebih terang cahayanya
itulah bintangku bintang kejora yang indah s'lal
Aku adalah Aku
Aku bukan Kamu Aku bukan Dia Aku bukan Mereka
Tapi
Aku butuh Kamu Aku butuh Dia Aku butuh Mereka
Karena Aku Individu, Karena Aku Sosial
ya Allah, jgn kau pindahkan gunung dari hadapan kami, tapi beri kami yang terbaik dan kekuatan untuk mendaki atau memutarinya, karena kami percaya dan yakin bahwa saat kami mendaki ( dlm kesengsaran ) kami semakin dekat dgn engkau dan akan membuat kami semakin tegar di jalan-Mu yang engkau ridhoi